Di desa kecil bernama Dukuh Paruk, kehidupan berjalan sesuai dengan tradisi dan nilai-nilai lama. Di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan mitos dan ritual, seorang perempuan muda bernama Srintil tumbuh dewasa. Dia tumbuh sebagai gadis yang memiliki bakat luar biasa dalam seni ronggeng, seni tari tradisional yang menjadi kebanggaan desa.

    Namun, kehidupan Srintil tak sepenuhnya indah. Pergeseran budaya dan modernitas mulai merambah desa, membawa perubahan yang tak terelakkan. Konflik antara tradisi dan modernitas mengancam memisahkan Srintil dari akarnya. Kegelisahan masyarakat desa pun semakin terasa, seiring dengan perubahan sosial yang cepat.

    Cerita ini menggambarkan perjalanan Srintil dalam menghadapi tantangan. Meskipun memiliki bakat luar biasa sebagai penari ronggeng, dia harus memilih antara kebebasan individu dan kewajiban terhadap masyarakatnya. Pilihan hidupnya memunculkan pertanyaan-pertanyaan berat tentang identitas, keberanian, dan pengorbanan.

    Dalam perjalanan hidupnya, Srintil menghadapi berbagai konflik internal dan eksternal. Dia berjuang untuk memahami perannya dalam perubahan besar yang melanda desanya. Melalui liku-liku hidupnya, Srintil mencari makna sejati tentang cinta, kebebasan, dan keadilan.

    Novel "Ronggeng Dukuh Paruk" menghadirkan gambaran yang mendalam tentang kehidupan pedesaan Indonesia, di mana tradisi dan modernitas bertabrakan. Melalui kisah Srintil, pembaca diajak merenung tentang nilai-nilai kemanusiaan dan kebijaksanaan yang mungkin terabaikan dalam arus perubahan zaman.